Pages

mana lebih utama?

Putus asa tiada lagi
Semangatku pulih semula
Harapanku subur kembali


Bertali arus dugaan tiba
Menakung sebak airmata
Namun tak pernah pun setitis
Gugur berderai di pipi
Tidak ditempah hidup sengsara
Suratan nasib yang melanda
Menongkah badai bergelora
Diredah bersendirian
Bagaikan camar pulang senja
Patah sayapnya tetap terbang jua
Sekadar secicip rezeki
Buat yang sedang rindu menanti
Segenggam tabah dipertahankan
Buat bekalan di perjalanan
Kau bebat luka yang berdarah
Kau balut hati yang calar

Telah tertulis suratan nasibmu
Derita buatmu ada hikmahnya
Terlukis senyum di bibir lesu
Tak siapa tahu hatimu
Biarpun keruh air di hulu
Mungkinkah jernih di muara
Biarpun jenuh hidup dipalu
Pasti bertemu tenangnya

Album : Tiada Lagi Kasih
Munsyid : In-Team
http://liriknasyid.com


Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,

Perjalanan Rohku,
Melengkapi Sebuah Kembara,
Singgah Di Rahim Bonda,
Sebelum Menjejak Ke Dunia,
Menanti Di Barzakh,
Sebelum Berangkat Ke Mahsyar,
Diperhitung Amalan,
Penentu Syurga Atau Sebaliknya,

Tanah Yang Basah Berwarna Merah,
Semerah Mawar Dan Jugak Rindu,
7 Langkah Pun Baru Berlalu,
Susai Talkin Penanda Syahdu,
Tenang Dan Damai Di Pusaraku,
Nisan Batu Menjadi Tugu,
Namun Tak Siapa Pun Tahu Resah Penantianku,

Terbangkitnya Aku Dari Sebuah Kematian,
Seakan Ku Dengari,
Tangis Mereka Yang Ku Tinggalkan,
Kehidupan Disini Bukan Suatu Khayalan x2
Tetapi Ia Sebenar Kejadian x2

Kembali Oh Kembali,
Kembalilah Kedalam Diri,
Sendirian Sendiri,
Sendiri Bertemankan Sepi,
Hanya Kain Putih Yang Membaluti Tubuhku,
Terbujur Dan Kaku,
Jasad Terbujur Didalam Keranda Kayu,

Ajal Yang Datang Dibuka Pintu ,
Tiada Siapa Yang Memberi Tahu,
Tiada Siapa Pun Dapat Hindari,
Tiada Siapa Yang Terkecuali,
Lemah Jemari Nafas Terhenti,
Tidak Tergambar Sakitnya Mati,
Cukup sekali Jasadku Untuk Mengulangi,

Jantung Berdenyut Kencang,
Menantikan Malaikat Datang,
Mengigil Ketakutan Gelap Pekat Dipandangan,
Selama Ini Diceritakan x2
Kini Aku Merasakan x2
Dialam Barzakh Jasad Dikebumikan x2

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,



Menanti Di Barzakh
Album : Halawatul Iman
Munsyid : Far East
http://liriknasyid.com
Terima kasih ya Allah untuk usia yang telah Engkau berikan. Terima kasih juga untuk setiap rezeki yang Engkau kurniakan. Terima kasih juga untuk setiap cobaan yang Engkau turunan. Terima kasih untuk bakat dan ilham yang Engkau anugerahkan. Terima kasih kerana keluarga bahagia yang Engkau amanahkan. Sesungguhnya terlalu banyak yang telah Engkau berikan kepadaku…. Tetapi terlalu sedikit pengabdianku terhadap-Mu

Engkau tetap menerima walaupun terkadang aku alpa, aku lupa. Aku silap dan khilaf menafsir makna setiap kurniaan dan dugaan. Namun begitu besarnya kasih-Mu….Engkau tetap melindungiku walaupun terkadang aku kalut merunggut ketika saat-saat lemahku datang. Aku tak pernah menafikan hak-Mu sebagai Khaliq walaupun terkadang terbuai dengan kesedihan yang amat perit.

Ampunkan aku ya Allah apabila aku merintih nasibku di hadapan-Mu, kepada siapa lagi harus aku mengadu? Aku tidak pernah menyesali kewujudanku ini ya Allah… namun aku hanya hamba-Mu yang dhaif dan lemah. Adakalanya aku kurang kesabaran. Ada masanya aku goyah keimanan. Ada masanya aku terikut bisikan syaitan. Namun dengan limpah kasih sayang-Mu, Engkau menarikku kembali jauh daripada kesesatan.

Dalam usia bagini….. aku ingin lebih dekat pada-Mu ya Rahman. Dalam usia yang makin jauh ini…. Aku ingin lebih merindui-Mu ya Rahiim. Dalam usia meniti senja ini aku ingin selaku mengabdikan diri sekudusnya terhadap-Mu. Dalam usia ubanan ini yang aku inginkan hanyalah ketenagan, kekusyukan beribadah, segala kesederhanaan dan kerendahan hati tanpa berhenti menghulur kasih kepada yang sudi.

Ya Muhaimin…Pimpinanlah tangan hamba-Mu ini.. pimpinanlah hati hamba-Mu ini akan sentiasa berpijak ke atas jalan kebenaran.

Ya Al Quddus… sebagai hamba-Mu yang hina dina, aku takkan mungkin mencapai sempurna, tapi kasihanilah aku… bimbinglah aku sentiasa agar aku mampu meniti Titian Silatulmustakim-Mu dengan tenang dan mudah tanpa cela.

Ya Al Hakim…berilah aku kekuatan dan semangat serta ilham agar aku mampu terus membimbing anak-anak muridku yang sangat dahagiakan ilmu. Berikanlah aku keikhlasan yang jitu agar dapat aku mencurahkan ilmu yang engkau kurniakan kepada anak-anak didikku supaya lahir generasi masa depan yang terus mendokong perintah-Mu… Berilah aku kesabaran dalam menangani karenah generasi muda yang sangat mencabar keimanan dan kesabaranku… hulurkanlah aku kebijaksanaan agar aku mampu memacu kalam keinsanan hingga tiba masanya Engkau menjemputku pergi.

Ya Allah…Sesungguhnya kematian itu benar…. Alam kubur itu benar…..Hari Pembalasan itu juga benar….Hari ini, semakin hampir aku kepada Alam Kematian…. Semakin dekat aku dengan Alam Kubur… semakin takut aku terhadap Hari Pembalasan… izinkan aku dalam usia yang semakin sedikit ini aku mengaut sebanyaknya himpunan pahala, untuk ku jadikan bekalan kehidupan yang tiada penghujungnya nanti. Aku ingin menjadi anak, ayah, suami dan murabbi yang soleh..

Terima kasih ya Allah atas segala takdir yang telah Engkau tentukan untukku… Engkaulah Yang Maha Besar… Allahu Akbar!.. peliharalah aku yang lemah ini agar terus berpegang teguh pada tali-Mu…

Terimalah pemohonan hamba-Mu yang sedang bermusafir di bumi-Mu ini Ya Al Mudzill.
Amin Ya Rabbil-Alamin.

BERILAH KEMAAFAN ITU

Berilah kemaafan itu
Lepaskan segala belenggu
Tanpa berpaling lagi
Pada dendam dan amarah diri

Berilah senyuman itu
Ikatkan dengan doa yang suci
Pada salam yang terhulur
Pasti jiwamu kan terhibur

Berilah hati itu
Bebaskan segala yang terbuku
Tanpa diguris duka
Pastikan dia bahagia

Berilah apa yang dipinta
Dengan apa yang kau ada
Pasti Tuhan menilainya
Diberi kelapangan jiwa!

copy: http://genta-rasa.com/2009/08/07/berilah-kemaafan-itu/

Related Posts with Thumbnails